Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.

| Thursday, December 10, 2015
Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.

Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt. merupakan rukun yang keempat dalam rukun iman. Sebelum kita mempelajari tentang pengertian Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt., ada baiknya kita mengingat kembali tentang pengertian Rasul dan Nabi.
Rasul adalah Manusia pilihan Allah Swt. yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman hidup. Sedangkan Nabi adalah Manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri tapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pada umatnya.

Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt. berarti mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan umat manusia yang dipilih oleh Allah Swt. sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluk-Nya. Akan tetapi mereka semua tetap seperti manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karena itu, menyembah para nabi dan rasul dilarang dan merupakan kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui bahwa setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya


Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.

Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt. berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan dari Allah Swt. yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat.


Ahmad meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a. bahwa Rasulullah saw. saat ditanya tentang jumlah para nabi, beliau menjawab, "Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 315" Sementara At-Turmuzy meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a. juga menjelaskan bahwa Rasulullah saw. menjawab, "Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 312."Jumlah nabi yang mendapat gelar ulul azmi ada lima, yaitu: Nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw.

Mengimani rasul-rasul Allah Swt. adalah kewajiban hakiki bagi setiap muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan. Sebagai perwujudan iman tersebut, kita sebagai muslim yang taat wajib menerima ajaran yang dibawa rasul- rasul Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada rasul Allah terdapat dalam surah an-Nisa/4: 136

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh. (Q.S. An-Nisa/4: 136)


Mengapa kita harus beriman kepada Al Quran dan Rasul-rasul Allah swt ?

Pertanyaan yang mungkin masih ada di benak kita semua adalah mengapa kita harus juga mengimani rasul Allah ?, bukankah jika kita mengimani rasul Allah secara tidak langsung kita juga berarti mengimani kitab2 allah dan sebaliknya, mengapa tidak salah satu saja yang harus diimani ? dan mengapa juga kita harus mengimani manusia yang sama seperti kita (Nabi Muhammad Saw), dari fisik, akal, dan sebagainya sama seperti manusia biasa ? Semua pertanyaan tersebut tentulah saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yang juga menjadi pertanyaan bagi banyak orang yang masih ragu ataupun mencari jawaban dari pertanyaan pertanyaan tersebut.

Dalam ranah mengapa kita harus mengimani Alquran dan Rasul, kita dapat mengambil hakikat untuk apa alquran diturunkan ke dunia dan mengapa harus melalui manusia yang jelasjelas sama seperti kita, tidak melalui makhluk lain, misalnya malaikat atau jin yang baik. Kitab kitab Allah yang turun berangsurangsur yang merupakan risalah dari Allah swt. melalui rasulnya pastilah akan mencapai yang sempurna (yang sesempurnanya) yaitu alquran al karim, lalu untuk apa alquran itu diturunkan ke bumi kalau hanya untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah dan kemudian untuk apa pula diimani. Memang benar, kalau hanya untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah buat apa alquran di turunkan ke dunia ini, sedangkan memakai hati nurani pun kita sudah cukup untuk mengetahui mana yang buruk dan mana yang salah. Sedangkan menurut saya beriman kepada kitab suci adalah kasih sayang Allah kepada kita (makhluk Allah yang paling sempurna) agar tidak tersesat dan memiliki pedoman dalam hidupnya. Tetapi apakah manusia dapat menjamin bahwa hidup mereka akan baik dan benar ataupun sukses apabila hanya di bimbing oleh akal dan hati nurani dan apakah manusia dapat menjamin bahwa hidupnya tidak akan pernah lupa dan lengah?. Itulah sebabnya kitab suci berulangulang mengatakan bahwa kitab suci befungsi sebagai li dzikri (pengingat). Karena manusia tidak akan luput dari yang namanya lupa dan lengah. Namun argumen ini menyimpan titik lemah kalau hanya sebatas pengingat, setelah manusia lupa melakukan kesalahan mereka pasti akan di tegur oleh nalar dan nuraninya untuk tidak melakukan hal yang seperti itu lagi. Jadi buat apa kitab suci kalau hanya sebatas pengingat saja bagi mereka.

Untuk menyampaikan risalah dan syariatsyariat yang termuat dalam kitabkitab suci dan sekaligus sebagai suri tauladan, Allah pun memilih seorang rasul di antara para makhluk-Nya untuk disampaikan kepada manusia yang ada di bumi. Disini timbul pertanyaan yang membuat telinga kita gerah juga yaitu mengapa rasul juga harus kita imani sedangkan ia hanyalah sebagai penyambung dari risalah Allah kepada manusia yang lainnya, lagi pula nabi juga hanyalah manusia biasa seperti hal nya kita dari segi rupa, jiwa dan akal. Untuk menjawab pertanyaan tersebut bisa di analogikan seperti ini. Setelah manusia menerima adanya Allah yang maha esa mereka membutuhkan informasi yang pasti untuk bisa berhubungan dengannya. Karena kasih sayangnya lah Alalh menurunkan kitab suci. Tak hanya sampai disini, kasih sayang Allah pun berlanjut dengan memilih manusia tertentu untuk menyampaikan risalah-Nya sekaligus untuk menterjemahkan semua risalah-Nya tersebut di dunia. Seandainya para nabi tidak sama dengan kita (manusia biasa seperti kita) tidak mungkin kita dapat mencontoh cara berhubungan dengan Allah Swt. secara benar dan tidak mungkin pula kita dapat mengambil teladan darinya. Andai saja para rasul hanya menyampaikan risalah Allah sedangkan mereka tidak menerapkan dalam kehidupan sehari hari "kita bisa teriak dan tidak mempercayainya". Karena sesungguh nya segala tindak tanduk dari para rasul adalah cerminan dari kitab suci tersebut khususnya nabi besar Muhammad Saw, semua aktifitas dan kehidupan sosial yang beliau terapkan di dalam masyarakat adalah Al-Quran itu sendiri. Katakata beliau menyatu dengan perbuatannya.

Sebagaimana kita ketahui para sahabat menerima kerasulan Muhammad Saw. secara mutlak, ini bukan karena mereka bodoh menerima begitu saja kerasulan Muhammad, justru mereka sangat lah cerdas. Pertama mereka beriman karena apa yang dibawa oleh muhammad yakni Al Quran, adalah sesuatu yang agung. Para sahabat sadar benar bahwa Al Quran tak mungkin ciptaan muhammad dengan segala keindahan makna dan pelafassannya, kerena muhammad tidak bisa membaca dan menulis. "Muhammad telah di pilih Allah" demikian keyakinan para sahabat kalau boleh dibahaskan. Justru orangorang bodohlah yang tidak mengakui kerasulan muhammad. Selain itu, para sahabat beriman karena keluhuran budi pekerti Muhammad. Sebelumnya Muhammad dijuluki oleh para sahabatnya sebagai orang yang dapat di percaya atau jujur (al amin) dan mereka tidak menyangsikan kejujuran dan kesalehan nabi Muhammad.

Jadi beriman kepada kitab suci Alquran dan Rasul Allah adalah mutlak adanya, walaupun merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Kita mengimani kitab suci lebih karena kasih sayang Allah kepada kita agar kita tak tersesat dalam dunia ini yang akan membimbing kita kepada kenikmatan-Nya dan juga agar kita bisa senantiasa bisa berhubungan dengan Allah secara benar sesuai syariatsayariat-Nya yang merupakan kepasrahan kita kepada-Nya, yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dan kita mengimani Rasul rasul Allah khususnya nadi besar kita Muhammad tidaklah bukan karena beliau merupakan perantara risalah Allah untuk disampaikan ke pada dunia dengan segala kesantunan budi pekerti nya dan kesalehannya kepada manusia dan keimanan nya kepada Allah, karena kita butuh contoh dan tauladan untuk menjalankan segala perintah dan larangan yang ada dalam alquran. Dengan kita mencontoh segala perkataan dan perbuatan nabi secara tidak langsung kita mengimani nya. Singkatnya beriman kepada kitab suci berada dalam tataran teoritis atau kejiwaan maka beriman kepada para rasul sampai pada tataran praktis.


1. Tugas-tugas Nabi dan Rasul

a. Menyampaikan ajaran tauhid

b. Membawa kebenaran, berita gembira, dan peringatan kepada umatnya.

c. Membimbing umatnya menuju jalan yang benar agar kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

d. Menyatukan iktikad dan keyakinan umatnya, yaitu: bahwasanya Allah SWT adalah Zat maha kuasa.

e. Memberikan batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan di perintahkan menurut perintah Allah SWT.

f. Memberikan pedoman pada umatnya agar mereka menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama. Seperti berlaku benar, terpercaya, menepati janji, sopan kepada sesamanya, santun kepada yang lemah, dan sebagainya

g. Menjelaskan pada umatnya apa saja yang dapat membawa mereka kepada keridaan Allah SWT.

h. Mengajarkan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan Allah SWT.

2. Fungsi Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWT

a. Dapat menambahkan keyakinan, kemantapan, dan melenyapkan keraguan hati dalam mengiktidalkan ajaran Islam yang telah dibawa oleh para Rasul (Q.S.AL-Baqarah:136)

b. Menjadikan Nabi dan rasul sebagai suri teladan yang baik ( Q.S.AL-Ahzab:21 )

c. Meyakini dan mengimani bahwasanya ajaran yang di bawa oleh para Rasul itu adalah benar dan tidak ada keraguan di dalamnya.





Sifat Rasul-Rasul Allah Swt


Rasul adalah utusan Allah Swt. Para Rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat tersebut adalah (1) sifat wajib,(2) sifat mustahil, dan (3) sifat jaiz.

1. Sifat Wajib bagi Rasul-rasul Allah Swt.

Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul jika ia tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yaitu seperti berikut.

a. As-Siddiq
As-Siddiq, artinya rasul-rasul Allah Swt. selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada ayahknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat, jauhilah. Peristiwa ini diabadikan pada Q.S. Maryam/19: 41, yang artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi." (Q.S. Maryam/19: 41)

b. Al-Amanah
Al-Amanah, artinya rasul-rasul Allah Swt. selalu dapat dipercaya. Di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. lalu Allah Swt. menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (amanah). Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. asy-Syu’ara/26 106-107 yang artinya: "Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Q.S. asy-Syu’ara/26: 106- 107)

c. At-Tablig
At-Tablig, artinya rasul-rasul Allah Swt. selalu meyampaikan wahyu. Tak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak disampaikan kepada umatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’an, Ali pun menegaskan bahwa "Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an." Penjelasan ini terkait dengan Q.S. al-Maidah/5: 67 yang artinya :"Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (Q.S. al-Maidah/5: 67)

d. Al-Fatanah
Al-Fatanah, artinya bahwa rasul-rasul Allah Swt. memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw. menengahinya dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu. Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh Rasulullah saw. adalah orang yang cerdas.

2. Sifat Mustahil bagi Rasul-rasul Allah Swt.

Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.

a. Al-Kizzibzzib
Al-Kizzib, yaitu mustahil rasul itu berbohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.

Allah Swt. berfirman yang artinya: "Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (Q.S an-Najm/53: 2-4)

b. Al-Khianah
Al-Khianah, yaitu mustahil rasul-rasul Allah Swt. itu bersifat khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan. Firman Allah Swt yang artinya: "Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik." (Q.S al-An’am/6: 106)

c. Al-Kitman
Al-Kitman, yaitu mustahil rasul-rasul Allah Swt. menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya.
Firman Allah Swt yang artinya: "Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)." (Q.S. al-An’am/6: 50)

d. Al-Baladah
Al-Baladah yaitu mustahil rasul-rasul Allah Swt. itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bersekolah, tetapi Rasulullah adalah orang yang cerdas dan pandai.
Allah swt. befirman yang artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh." (Q.S al- A’raf/7: 199)

3. Sifat Jaiz bagi Rasul-rasul Allah Swt.
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti merasa lapar, haus, tidur, sedih, senang, sakit, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal dunia sebagai mana makhluk lainnya.


Di samping rasul-rasul Allah Swt. memiliki sifat wajib dan sifat mustahil, rasul juga memiliki sifat jaiz, tentu saja sifat jaiz-nya rasul dengan sifat jaiznya Allah Swt. sangat berbeda.

Allah Swt. berfirman yang artinya: "...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum." (Q.S. al-Mu’minun/23: 33)

Selain sifat-sifat tersebut di atas, rasul-rasul Alah Swt. juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu seperti berikut.
Ishmaturrasul : yaitu orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt. sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan, keadaan dan tugas apa pun.
Iltizamurrasul : yaitu orang-orang yang selalu berkomitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. itu mereka harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dalam menjalankan perintah dari Allah Swt


Subhanallah!!! "Mukjizat 25 Nabi dan Rasul"

Ditulis pada 15 Maret 2014https://cikidaw99.wordpress.com/author/rizatamzah/

aqidah Islam mukjizat dimaknakan sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan yang digunakan untuk mendukung kerasulan seorang rasul. Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh Allah kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah. Kemudian ada pula istilah irhasat dan khawariq, irhasat adalah pertanda yang terjadi untuk menunjukkan tanda kelahiran seorang nabi (sebelum kenabian). Sedangkan khawariq adalah kejadian yang terjadi dalam keadaan yang luar biasa.

Setiap nabi mempunyai mukjizat tersendiri. Adapun mukjizat disetiap 25 nabi dan rasul, yaitu:

1. Mukjizat Nabi Adam

Nabi Adam diyakini sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi. Sebagai pasangan Nabi Adam adalah Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam. Mereka diturunkan ke bumi karena telah berbuat kesalahan akibat godaan iblis/syetan, Adam dan Hawa dikaruniai dua pasangan putra-putri yang bernama Qabil dan Iklima, kemudian Habil dan Labuda. Qabil bersifat kasar, sedangkan Labuda bersifat lembut, Kedua sifat inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal dalam sifat-sifat dasar manusia.

2. Mukjizat Nabi Idris

Nabi Idris diyakini Nabi pertama yang menulis dengan pena, Masyarakat terdahulu mempercayai pula bahwa ia dibawa ke surga tanpa mengalami kematian. Peristiwa itu terjadi ketika beliau berusia 82 tahun.

3. Mukjizat Nabi Nuh

Nuh menyebarkan ajaran untuk menyembah Allah SWT. namun masyarakat menolak dan menganggapnya gila, Nabi Nuh kemudian diberikan peringatan oleh Allah bahwa akan terjadi banjir besar yang akan melanda daerahnya. Oleh karena itu Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat sebuah kapal, masyarakat sekitar tetap tidak mengindahkan peringatan yang disampaikan oleh Nabi Nuh. sehingga mereka akhirnya hanyut dalam banjir tersebut.

4. Mukjizat Nabi Hud

Nabi Hud tergolong dalam kaum Ad yang terhormat. kehidupan mereka serba maju dan berkecukupan, namun sayangnya mereka selalu berfoya-foya dan tenggelam dalam kehidupan fana.

Nabi Hud mengingatkan mereka untuk bersyukur dan selalu memohon kepada Allah SWT, namu mereka menolak. Akhirnya murka Allah datang dengan menurunkan azab berupa badai gurun selama 7 hari 7 malam. Kaum yang mendengarkan himbauan Nabi Hud selamat dengan berpindah ke kota Hadramaut.

5. Mukjizat Nabi Shalih

Yang paling dikenal adalah unta betina yang keluar dari batu setelah ia memukulkan telapak tangannya. Nabi Shalih meminta kepada penduduk setempat untuk tidak mengganggu unta tersebut dan susunya boleh diperah untuk memenuhi kebutuhan penduduk miskin. Namun kaum yang tidak menyukainya berusaha membunuh unta itu dan pada akhirnya mereka dijatuhi azab petir dan gempa.

6. Mukjizat Nabi Ibrahim

Ibrahim dikenal sebagai bapak para Nabi. Dia dihormati oleh pemeluk 3 agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Nabi Ibrahim lah yang membangun Ka’bah di kota Mekkah. Keyakinannya yang kuat terhadap Islam dimulai dari pencariannya akan Tuhan, dia sangat tidak menerima orang-orang disekitarnya yang menyembah berhala, sampai akhirnya dia dibakar hidup-hidup, namun Allah SWT menurunkan mukjizatnya dengan menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api.

7. Mukjizat Nabi Luth

Perjuangan Nabi Luth adalah menyeru kaum sodom untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu meninggalkan homoseksual, kemudian menyembah Allah. Pada akhirnya Allah SWT berfirman agar Nabi Luth segera meninggalkan pemukimannya dan kemudian ia menurunkan azab yang pedih kepada kaum tersebut.

8. Mukjizat Nabi Ismail

Nabi Ismail dan keluarganya merupakan orang-orang yang terdahulu melaksanakan Haji. Suatu saat Nabi Ismail haus dan ibunya bolak-balik dari bukit Safa-Marwah untuk mencari air, hingga akhirnya keluar sebuah mata air zamzam.

Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, Nabi Ismail digoda oleh Syaitan agar membatalakan niatnya. Namun Nabi Ismail tidak goyah dan melempar syaitan tersebut dengan batu. yang saat ini menjadi ritula ibadah haji, yaitu lempar jumrah. Seperti yang kita ketahui, saat akan disembelih jasad Nabi Ismail digantikan oleh seekor kambing, yang akhirnya menjadi cikal bakal ibadah Idul Adha.

9. Mukjizat Nabi Ishak

Nabi Ishaq banyak menemani bapaknya yaitu Nabi Ibrahim dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam.

10. Mukjizat Nabi Ya’kub

Nabi Ya’qub adalah kakek moyang para rasul sebelum masa Nabi Muhammad. Sikap dan cara berpikirnya tentu berpengaruh kepada para rasul keturunannya, serta kaum Yahudi dan kemudian Nasrani penegak panji keesaan Allah sebelum era Nabi Muhammad SAW.

11. Mukjizat Nabi Yusuf

Nabi Yusuf dikisahkan dalam riwayatnya sebagai seorang pria yang sangat tampan dan sangat piawai dalam memimpin negaranya. Sejak kecil dia mendapat mimpi yang tidak biasa dan ketika besar dia dapat mentakwilkan mimpinya tersebut, sehingga dia sangat dihormati oleh masyarakat sekitarnya.

12. Mukjizat Nabi Ayub

Nabi Ayub dikenal seorang yang kaya raya dan sangat dermawan. Namun kesejahteraan ini tidak membuatnya sombong, ini yang mendorong iblis untuk menggodanya. Allah pun menentang iblis sekiranya dia dapat meruntuhkan iman Nabi Ayub. Ujian itu pun tiba, seluruh harta kekayaan yang dimiliki Nabi Ayub habis terbakar, setelah itu Nabi Ayub terserang penyakit kulit hingga 80 tahun lamanya.

Namun dia dan istrinya yang setia, Rahmah, tetap bertawakal kapada Allah SWT. Sampai akhirnya Allah berfirman agar Nabi Ayub menapakkan kakinya ditanah. kemudian dari tanah tersebut keluar air yang dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya selama 80 tahun.

13. Mukjizat Nabi Syuaib

Nabi Syuaib menyebarkan ajaran Islam di daerah Madyan, namun masyarakat Madyan menolak ajaran tersebut hingga akhirnya Allah menurunkan azab berupa petir dan kilat yang menghanguskan mereka.

14. Mukjizat Nabi Musa

Kisah pertarungan Nabi Musa dengan Fir’aun merupakan salah satu kisah yang tersohor. Dikisahkan bahwa Fir’aun merasa terancam dengan keberadaan Nabi Musa yang menyebarkan ajaran untuk mengesahkan Allah. Mereka bertarung dan Nabi Musa memenangkannya dengan bantuan tongkatnya, kemudian ia dan kaumnya dikejar oleh pengikut Fir’aun. namun mereka berhasil lolos dengan bantuan tongkat Nabi Musa yang dapat membelah lautan. Nabi Musa mendapat mukjizat kitab Taurat, yang dikenal dengan perjanjian lama yang berisi ajaran pokok 10 perintah Allah SWT.

15. Mukjizat Nabi Harun

Nabi Harun disebut sebagai partner Nabi Musa. Dia adalah sosok yang cakap berdakwah, pandai berdiplomasi, dan penuh perhatian. Nabi Harun selalu mendampingi Nabi Musa dalam berdakwah, hingga suatu saat Nabi Musa memutuskan untuk beruzlah dan menitipkan pembinaan umatnya kepada Nabi Harun. Nabi Harun juga sempat berjuang untuk memberantas penyembahan berhala yang dipimpin oleh Samiri, salah seorang tukang sihir kerajaan Fir’aun.

16. Mukjizat Nabi Zulkifli

Sejarah menyebutkan bahwa Nabi Dzulkifli adalah putra Nabi Ayub. Dikisahkan pula bahwa dia mewarisi sifat sabar ayahnya. Suatu saat beliau ditunjuk menjadi seorang raja setelah dapat memenuhi persyaratan yang diminta. Yaitu calon pengganti haruslah seorang yang sanggup berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan bukan seorang yang pemarah.

17. Mukjizat Nabi Daud

Figur Nabi Daud memuncak saat dia berhasil membunuh jalut, pemimpin kaum pemberontak palestina. Nabi Daud kemudian menjadi seorang raja dan berlaku sangat adil. Di masa kerajaan Nabi Daud tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur. Suatu saat Nabi Daud melarang para nelayan untuk tidak melaut di hari sabtu, namun peringatan tersebut dilanggar, sehingga terjadi bencana gempa yang menewaskan seluruh penduduk.

18. Mukjizat Nabi Sulaiman

Salah satu keahlian Nabi Sulaiman yang paling menonjol adalah kemampuannya berkomunikasi dengan binatang. Dia juga merupakan raja yang sangat bijaksana, kekuasaannya bahkan mencakup bangsa jin.

19. Mukjizat Nabi Ilyas

Nabi Ilyas tinggal di lembah sungai Yordan dimana penduduknya menyembah berhala, Nabi Ilyas menyuruh kepada mereka semua untuk meninggalkan berhala, namun mereka tidak mengindahkannya. Bahkan menantang agar Tuhan yang disembah Nabi Ilyas menurunkan bencana, dan akhirnya kekeringan melanda daerah tersebut. Setelah beberapa tahun, Nabi Ilyas dapat meyakinkan kaum tersebut untuk menyembah Allah SWT.

20. Mukjizat Nabi Ilyasa

Nabi Ilyasa merupakan kerabat dekat Nabi Ilyas. Setelah Nabi Ilyas meninggal, beliau melanjutkan perjuangan Nabi Ilyas untuk menghalau penyembahan berhala yang kembali merebak di lembah sungai Yordan. Namun kaum tersebut tidak mau mendengarkan sehingga terjadi bencana kekeringan kembali melanda mereka.

21. Mukjizat Nabi Yunus

Nabi yunus berusaha menyebarkan ajaran Allah, namun ia tidak mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dalam perjalanannya menjauhi daerah tersebut karena khawatir akan dibunuh, kapal yang ia tumpangi diguncang topan dan diputuskan bahwa Nabi Yunus akan dikorbankan untuk ditenggelamkan ke laut demi keselamatan penumpang lainnya. Namun mukjizat Allah tiba, Nabi Yunus dimakan oleh seekor ikan yang kemungkinan adalah ikan paus, dan ditemukan masih hidup didalam perut ikan paus tersebut.

22. Mukjizat Nabi Zakaria

Nabi Zakaria dan istrinya, Isya, membaktikan diri untuk menjaga Baitul Maqdis Rumah Ibadah peninggalan Nabi Sulaiman di Yerusalem. Nabi Zakaria dikaruniai keturunan oleh Allah SWT di saat usianya sudah cukup uzur, yaitu sekitar 100 tahun, anak tersebut adalah Nabi Yahya.

23. Mukjizat Nabi Yahya

Nabi Yahya mengajarkan bahwa kebenaran harus ditegakkan dengan resiko apapun. Pada riwayatnya dicontohkan saat ia bersikeras melarang pernikahan antara seorang paman dengan keponakannya sendiri.

24. Mukjizat Nabi Isa

Nabi Isa adalah putra dari Bunda Maryam yang dilahirkan tanpa memiliki suami, Hal ini menimbulkan kontroversi dan hujatan bertubi-tubi kepada Maryam. Secara ajaib Nabi Isa yang saat itu masih bayi tiba-tiba berbicara dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa penciptaan dirinya diawalai dari kedatangan malaikat jibril kepada ibunya.

Nabi Isa juga memperlihatkan banyak mukjizat lainnya ketika ia tumbuh dewasa, diantaranya membentuk seekor burung hidup dari sebuah tanah liat, menghidupkan orang mati, menyembuhkan kebutaan dan mendatangkan makanan yang semula tidak ada dan menjadi ada. Penyelamatan Nabi Isa dari penyaliban juga merupakan salah satu bentuk mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT.

25. Mukjizat Nabi Muhammad

Muhammad SAW adalah Rasul terakhir, sekaligus sebagai penutup para Rasul-Rasul sebelumnya. Dia lah yang menyempurnakan ajaran-ajaran Islam. Mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya sangatlah banyak, salah satunya yang paling besar adalah Al-Qur’an, yang menjadi pedoman utama kehidupan manusia. Selain itu ada pula peristiwa Isra Mi’raj yang membawanya bertemu dengan Allah SWT.

Dan Mukjizat Nabi Muhammad yang lain : Keluarnya air dari jari jemari baginda yang mana mampu untuk memberi minum kepada 100 000 orang, Membelah bulan dua kali, Peluh baginda berbau harum dan jika baginda bersalam dengan seseorang akan berbekas bau harum selama beberapa hari, Mimbar menangis apabila, mendengar bacaan Al-Quran Rasulullah, dan masih banyak lagi

Bukti Cinta Pada Rasul

diri kepada seorang sosok itulah cinta. Bisa jadi kegandrungan itu berangkat dari kekaguman terhadap figur yang dianggap ideal. Terkadang juga hanya berlatar belakangan tradisi semata.

Apapun, cinta adalah urusan "keterikatan jiwa" yang hanya bisa dirasakan namun efeknya kelihatan. Yang mengagumkan, justru cintalah yang menggerakkan sejarah peradaban manusia, menciptakan orang-orang besar atau sebaliknya. Alhasil, kecintaan seseorang merupakan mesin penggerak atau terkadang menjadi pengendali seseorang. Tindakan seseorang pada hakikatnya adalah ekspresi cinta seseorang. Atau bisa dibalik, kecintaan harus diekspresikan.

Meski sudah berlalu, bagi umat Muhammad Sallallu Alaihi wa Sallam, Rabiul 3 Awal biasanya menjadi bulan momentum mengekspresikan cinta mereka kepada nabi. Bisa dalam bentuk peringatan mauled nabi dengan seremonial khas yang dibalut dengan berbagai tradisi bernuansa lokal.

Meski tidak ada tuntutan secara khusus dari Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam soal ekspresi cinta kepada beliau, namun itulah cara mereka membuktikan cinta mereka. Bagi mereka, cinta kepada Rasulullah harus dimeriahkan dan harus dirayakan. La wong cinta sesama manusia saja harus dikeramatkan apatah lagi cinta kepada sang pengulu para utusan. Ini alasan orang yang bermadzhab legalitas mauled nabi. Apapun dalihnya, maulid atau tidak maulid, seseorang harus membuktikan, mengekspresikan, dan menjadikannya sebagai momentum untuk memperbaharui komitmennya dalam napak tilas Rasulullah.

Jadi, cinta kepada Rasulullah dan komitmen untuk mengikutinya adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Ketika seseorang mengaku cinta kepada beliau, maka ini memiliki konsekwensi agar tidak menjadi cinta gombal alias cinta sebatas di bibir. Pada saat kita berikrar "asyhadu anna muhammadar rasulullah" (aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) bukan hanya kita bersumpah, berjanji, bersaksi atas kebenaran risalahnya namun sekaligus menanam benih cinta kepada beliau dan sejak itu kita komitmen untuk mengikuti, membela beliau dan risalahnya, mengidolakan, dan memperjuangkan misinya.

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil Perjanjian dari Para nabi: "Sungguh, apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya"[209].

Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama kamu." (Ali 5 Imran : 81)

Karena syahadat rasul di atas menjadi satu dengan syahadat tauhid, maka cinta dan komitmen mengikuti Rasulullah menjadi bukti bagi kecintaan kepada Allah. Maka berhati-hatilah dari pernyataan cinta yang tidak ada pembuktiannya. Sebab hal itu bisa jadi tidak beda dengan pengakuan orang-orang munafik ketika berikrar dan bersumpah di depan beliau namun dalam kenyataannya justru memusuhi beliau.

"Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/ petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali Imran: 31)

Bukti kecintaan kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:

1. Sering mengingat dan menyebutnya.
Orang yang mencintai kekasihnya maka ia akan sering mengingatnya, menyebutnya dalam setiap momen dan forum. Terkadang seseorang membawa atau memasang gambar sang idola agar ia sering mengingatnya. Bahkan kekasihnya sering dia ‘bawa’ dalam mimpinya.

2. Mempelajari sirah (biografi bibliografi) Rasulullah.
Cinta itu berawal dari mengenal. Melalui buku-buku atau pengajian sirah-lah kita mengenal Rasulullah. Dari sanalah kecintaan itu bermula. "Tak kenal maka tak sayang", kata pepatah.

Sayangnya, sebagian besar kita tidak mengenal Rasulullah kecuali namanya. Kita tidak kenal siapa nama ayahnya, ibunya, paman dan kakeknya. Apalagi perjalanan detail beliau berikut pelajaran dan ibrah yang bisa kita petik darinya. Tak heran bila kehidupan kita jauh dari bimbingan Rasulullah. Semakin dalam kecintaan kita kepada Rasulullah seharusnya menuntun kita untuk semakin dalam pengetahuan kita dengan kehidupan beliau.

3. Mendahulukan dan mengutamakan beliau dari siapapun.
Diantara bentuk mendahulukan dan mengutamakan beliau dari siapapun adalah yaitu jika ada pendapat orang yang menjadi rujukannya, bertentangan dengan hadits Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wasallam maka wajib untuk membuang jauh-jauh pendapat orang tersebut dan wajib mengikuti hadits Nabi. Karena tidaklah ada syari’at melainkan datangnya dari beliau. Ini berlaku bagi siapa pun tanpa memandang apakah perkataan tersebut berasal dari perkataan orang yang dianggap alim, pejabat, tokoh masyarakat, dan lainlain.

Ali bin Abi Thalib pernah ditanya, "Bagaimana cinta kalian kepada Rasulullah?" Sunguh demi Allah Rasulullah lebih kami cintai dari harta kami, anak-anak kami, ayah-ayah kami, ibu-ibu kami, dan lebih kami cintai daripada air dingin saat kami haus."

4. Taat kepada Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam.
Ketaatan adalah bukti dan tanda kecin- taan, sekaligus syarat dan buah dari kecintaan seseorang kepada Rasulullah Sallall Alaihi wa Sallam.

Imam Al Qadhi ‘Iyadh Al Yahshubi berkata, "Ketahuilah bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya. Jika tidak demikian, berarti dia tidak dianggap benar dalam cintaanya dan hanya bisa mengklaim tanpa bukti yang nyata.

Orang yang benar dalam mencintai Rasulullah jika ia bisa membuktikan kecintaan tersebut pada dirinya sebagai sebuah indikator. Bukti cinta kepada Rasulullah yang utama adalah meneladani, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab (etika) yang beliau (contohkan), dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit." (Asy-Syifa bi Ta’riifi Huquuqil Mushthafa, 2/24)

5. Mengagungkan dan menghormati Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam.
Setiap orang mencintai kekasihnya, dia pasti mengidolakan dan mengagungkannya karena dia meyakini yang dicintai lebih sempurna dari dirinya.

Allah berfirman, "Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-A’raf : 157)

Abu Bakar bin Al-Arabi berkata, "Kehormatan Rasulullah saat sudah mati seperti kehormatannya semasa hidup. Ucapannya yang ma’tsur setelah beliau wafat, seperti halnya ucapannya yang didengar saat beliau hidup. Jika ucapan dan hadits Rasulullah dibacakan maka tidak ada seorang pun yang meninggikan suaranya sebagaimana ketika beliau hidup."

6. Mengangungkan sunnah Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam dan menyebarkannya.
Para salafus shalih jika disebutkan hadits Rasulullah, maka mereka mengagungkan dan merasa segan sebagaimana layaknya tatkala beliau masih hidup di sisi mereka.

Di antara kesempurnaan cinta dan pengagungan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ialah berkeinginan kuat untuk menyebarkan ajaran (sunnah)nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat."

7. Membaca shalawat kepada Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam.
Pujian yang paling mendalam ialah pujian yang diberikan oleh Rabb-nya dan pujian beliau terhadap dirinya sendiri, dan yang paling utama adalah shalawat dan salam kepada beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang bakhil (pelit) adalah orang yang apabila namaku disebut di sisinya, dia tidak bershalawat kepadaku."

8. Mencintai keluarga Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam dan sahabatnya.
Rasulullah Saw bersabda, "Wahai manusia sesungguhnya aku tinggalkan dua perkara besar untuk kalian. Yang pertama adalah kitabullah (Al-Quran) dan yang kedua adalah (keturunan) Ahlulbaitku.

Barangsiapa yang berpegang teguh kepada keduanya, maka tidak akan tersesat selamanya hingga bertemu denganku di telaga al-Haudh." (HR. Muslim dalam Kitabnya Sahih juz. 2, Tirmidzi, Ahmad, Thabrani dan dishahihkan oleh Nashiruddin Al-Albany dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits Al-Shahihah)

Rasullah juga bersabda, "Jangan kalian mencaci-maki sahabatku. Demi Allah yang jiwaku dalam genggamannya, andai kata salah seorang di antara kalian menyedekahkan emas sebesar bukit Uhud,maka sedekah itu tidak akan mampu menyamai satu mud sedekah mereka dan tidak pula menyamai setenganya" (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad)




 

1 comments:

  1. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt. >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt. >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt. >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    ReplyDelete

Next Prev

Menu

.
NewAdrDownload. Powered by Blogger.

Tombol Atas

Blogger templates

▲Top▲